Monday, April 22, 2013

Apa Bisa Pria Dan Wanita Cuma Bersahabat Doank?


Ada yg bertanya, "Gimana cara ngebedain teman cowo yang best friend dengan yang mau lebih?" Trus Jawabannya seperti biasa pendek and nyebelin, "Pria yang 100% atau bahkan 1000% best friend pun ga akan menolak kalo dikasih 'lebih'.." Karena persahabatan pria ke wanita itu seperti game di ipad atau di tab atau di hape: walau dimainkan santai di ruang tunggu dokter, lagi nunggu antrian ato lagi nunggu di bandara dan tanpa ada tujuan, semua pria pasti suka jika bisa masuk bonus stage atau meraih level lanjutan dan kejutan, ya ga men?

Terus aja pertanyaan lain bermunculan, apakah pria dan wanita bisa benar-benar bersahabat murni? hari ini akan menjawabnya dalam tiga bagian yang pasti membuat Kalian lebih dewasa dan waspada dalam persahabatan, bahkan tidak tertutup kemungkinan melihat jodoh yang selama ini sudah ada di depan mata Anda.

Mas Bro dan Mba Bro, tolong baca bagian pertama aja, ga usah maksain diri karena nanti mumet pusing kamu ga bisa konsentrasi di tempat kerja, kampus ato sekolah sementara yg punya kemampuan membaca secara detail dan seksama, silakan baca perlahan sampai habis dan direnungkan karena ini benar-benar akan mengubah cara kalian memandang dunia!. Deeemiii Tuhannnnnn gedebug ( arya wiguna mukul meja ) hahahhaa
Fakta Nyata : Pria dan wanita adalah makhluk sosial.
Pertanyaan nya : Bisakah keduanya cuma bersahabat saja tanpa perasaan tertarik dsb?

JAWABAN PENDEK: Tidak Bisa! Samse.

Nge jawab Sambil mukul kepala orang yang belajar cinta dan terinspirasi dari kisah Film Film Hollywood, keplak! ga bisa brooh.....tapi ucapan Harry di film When Harry Met Sally kali ini sangat tepat, "Men and women can't be friends because the sex part always gets in the way."
Ada 4 alasan nya kenapa, neh cekidot! :
  • Karena pria dangkal. Walau awalnya murni bersahabat, pria (biasanya) ga akan menolak kalo melihat ada kesempatan untuk meraih/diberikan bonus lebih.. apalagi jika minim atau tidak ada syarat.
  • Karena pria (biasanya) bersahabat hanya dengan wanita yang menarik hati. Ngapain bersahabat dengan wanita yang tidak menarik, karena pria sudah punya segudang sahabat yang tidak menarik hatinya yaitu teman-teman pria! hueekkssss
  • Karena pria (biasanya) bersahabat dengan wanita atas dasar ketertarikan/naksir, sedangkan wanita (biasanya) bersahabat dengan pria atas dasar kenyamanan. Wajarlah sang pria jadi duluan memelihara perasaan dan harapan lebih, baik diakui maupun dipendam ato ber akting tdk tertarik.
  • Karena ada faktor sexual chemistry yang sewaktu-waktu bisa teraktivasi. Sedikit saja cipratan biokimia tubuh bisa memicu berbagai ekspektasi romansa, dan pria (biasanya) pihak yang lebih sensitif akan isu seksualitas ini. Jadi kalo pria itu gampang ON.
Mas bro dan Mba Bro ato siapa aja yang merasa lemah dalam berpikir, sudah stop di sini saja. Kajian hal ini sudah habis, Kalian semua sudah jadi jauh lebih pintar skarang kan?

JAWABAN PANJANG: Tidak Bisa, Kecuali ... 
Lah, kok lanjut baca? Yakin mampu? Ciyus niii? Oke lah kalo begitoh..
Seperti yg tadi barusan di bahas di bagian sebelumnya, jelas faktor kunci yang membuat pria-wanita tidak bisa terus murni bersahabat adalah sang pria. Sebagai wanita, Anda merasa nyaman saja bersahabat dengan pria selama bertahun-tahun tanpa memiliki minat romansa sedikit pun. Benera ga? Kalaupun romansa sempat sedikit terlintas atau digoda oleh teman wanita lainnya, Kamu bisa dengan mudah membunuh getar itu dengan alasan, "Engga ah, itu bisa merusak persahabatan!" Lagipula, untuk apa memikirkan cinta yang beresiko merusak persahabatan, jika sesungguhnya ada banyak tawaran romansa lainnya dari pria-pria baru di luar sana?

Keamanan dan kenyamanan itulah yang membuat wanita secara psikologis bisa mematikan seleranya pada sahabat-sahabat pria. Dalam kajian psikologi evolusi, wanita adalah makhluk sosial yang senantiasa mengelilingi dirinya dengan banyak sahabat pria agar lebih terlindung dari bahaya. Itu sebabnya wanita bisa santai menjalani hubungan platonik (keintiman emosional tanpa keintiman romantik/seksual). Resiko kehilangan sahabat pria baik itu lebih merugikan daripada resiko salah mencintai pria yang tidak dikenal ( Catettttt ) ; yang pertama itu dia merasa kehilangan, bodoh dan rugi, yang kedua itu ( kalo salah mencintai pria yg tdk dikenal ) dia tetap aman karena punya sahabat-sahabat pria yang senantiasa membela mengingatkan dirinya tidak bodoh atau rugi.
Sedangkan pria, 'makhluk satu dimensi yang dangkal, so cool, kasar, dodol dan senantiasa dibodohi testosteron mereka' ( ini serius di akui ) , memiliki sistem psikologi yang agak berbeda. 

Sebagai wanita, Anda bisa curhat masalah ke sahabat wanita lainnya, mereka akan menyimak serta berkomentar kesana kemari, merasa akrab senasib sepenanggungan, lalu pulang dan saling menggosip satu sama lainnya. Tapi jika Anda curhat pada sahabat pria, itu membangkitkan gairah kejantanannya untuk melindungi dan memberikan solusi. Keakraban, kehangatan, kelembutan, dan permintaan tolong Anda membuatnya merasa spesial, dicari, diinginkan, dihormati, dibutuhkan ( ini kenyataan yg bener bener di alami sendiri *Curcol dah ). Tambahkan sedikit kontak fisik seperti tepukan, sentuhan atau cubitan kecil saja, insting sang pria akan menyala seperti Lampu Philips. Wajar dia 'tertipu' hasratnya sendiri untuk menginginkan Anda lebih jauh dan lebih banyak.. apalagi jika Anda memang terlihat cantik/menarik apalagi menawan.

Ladies, persahabatan pria dan wanita adalah comfort zone yang sulit bertahan platonik ( keintiman emosional tanpa keintiman romantik/seksual) untuk waktu lama, walau bisa saja awalnya murni demikian. Wanita ingin santai selamanya dalam comfort zone, pria justru gatal menggunakan comfort zone sebagai papan pegas untuk melompat atau sekedar mencicipi zona-zona lainnya. Pola seksualitas pria-wanita mempengaruhi pola persahabatan: wanita melihat kenyamanan, pria melihat kesempatan.
Itulah yang akan normalnya terjadi, kecuali...
  • Sang wanita jelek. Jelek yang saya maksud bukan "Ih ada jerawat baru, aku jadi jelek!" yang sering dikeluhkan wanita. Bukan juga dalam artian, "Aku pemalas, emosian, cepet nyerah, banyak deh sifat jelek aku!" Jelek yang saya maksud adalah gagal menggairahkan secara visual maupun biologis. Ini pun sebenarnya standar yang sulit dipenuhi, karena orang jelek tetap ada pasar peminatnya. Sadissssss...jadi cowo juga selera nya beda-beda loh.
  • Sang pria memiliki preferensi seks yang berbeda. Intinya sama seperti poin sebelumnya: dia tidak bergairah melihat Anda, Ilfeel and Nyebelin. Titik.
Sepanjang Anda masih punya secuil poin yang sahabat pria Anda anggap menggairahkan, dia tidak akan selamanya memandang Anda hanya sebagai sahabat wanita. Tinggal masalah waktu, dan keberanian untuk mengakui. Jika tidak ada pengakuan (baca: para pria itu menahan mati-matian, ada juga siy yg tubjep poin), persahabatan platonik tersebut akan terus berjalan normal senormal-normalnya.

JAWABAN PENELITIAN: Tidak Bisa Karena ... 
University of Wisconsin-Eau Claire mengumpulkan 88 pasang sahabat pria-wanita, menaruh mereka di ruangan yang terpisah, dan mewawancarai masing-masing dengan puluhan pertanyaan tajam brutal tentang ketertarikan pada sahabatnya. Hasil penelitian berjudul itu dipublikasikan dalam Journal of Social and Personal Relationships bulan April 2012, menegaskan bahwa pria-wanita memiliki ekspektasi dan sistem perilaku yang berbeda dalam persahabatan persis yang dituliskan di atas.
Anda bisa baca publikasinya yang berjudul Benefit or Burden? Attraction in Cross-Sex Friendship, tapi karena gw tahu kalian malas baca ya udah, berikut adalah kutipan poin-poinnya:
  • Pria punya ketertarikan/minat yang jauh lebih besar pada sahabat wanitanya, dibanding wanita pada sahabat prianya.
  • Pria lebih sering merasa/berpikir sahabat wanitanya tertarik padanya, dibanding wanita merasa tentang sahabat prianya.
  • Merasa sahabat wanitanya tertarik, pria sering menyambung-nyambung/mengartikan perilaku sahabat wanitanya sebagai tanda tertarik.
  • Pria sering mengasumsikan bahwa sahabat wanitanya juga memiliki perasaan/ketertarikan yang sama seperti dirinya.
  • Wanita jarang bisa tertarik pada seorang sahabat dekat, dan berasumsi pria juga punya sikap yang sama sepertinya.
  • Alhasil timbullah pola sosial ini: pria overestimated ketertarikan yang dirasakan oleh sahabat wanitanya dan wanita underestimated ketertarikan yang dirasakan oleh sahabat prianya.
  • Persahabatan terus berlanjut dengan salah satu (atau kadang keduanya) menahan atau menyembunyikan ketertarikannya.
Dalam studi lanjutannya, 430 pria-wanita dewasa diminta untuk mendaftarkan sisi positif dan negatif bersahabat dengan lawan jenis. Secara umum, pria dan wanita sepakat bahwa memasukkan 'hubungan ini bisa memicu perasaan cinta' ke dalam sisi negatif. Tapi jika dilihat detil, ada perbedaan antara jawaban mereka: kaum pria cenderung anggap potensi romansa sebagai sisi negatif yang menguntungkan, sementara kaum wanita anggap itu sebagai sisi negatif yang merugikan.
Kemudian semakin pria bertambah usia, semakin mereka menganggap potensi romansa dengan sahabat wanitanya sebagai kenegatifan yang menguntungkan. Pria dewasa yang sudah memiliki pasangan mengalami sedikit penurunan ketertarikan pada sahabat wanita, tapi tetap lebih tinggi daripada wanita dewasa yang sudah memiliki pasangan.

Anda boleh membantah sekuat tenaga, tapi fakta penelitian sampai detik ini menyatakan pria dan wanita tidak bisa terus murni bersahabat tanpa (salah satu jadi) suka-sukaan. Kalaupun Anda punya bukti-bukti pengalaman sendiri, itu adalah secuil pengecualian atau mungkin juga sang sahabat pria tidak berani mengakui pernah punya getar-getar cinta. Api itu pasti pernah ada, tapi soal dipelihara atau disangkali mati-matian.. itu lain cerita. Itu Derita nya Pria..

So sekali lagi ditanyakan, bisakah pria dan wanita sekedar berteman saja tanpa motivasi romansa ataupun seksual? Jawabannya sangat tergantung pada siapa yang menjawabnya. Yg Baca neh artikel akan menjawab tegas BISA tak peduli apapun yang tertulis di artikel ini. Wanita juga akan cenderung menjawab tegas: BISA. Pria, ilmuan, dan siapapun yang bukan wanita akan menjawab tegas: BISA.. awalnya doank mba bro. coba aja ......

Wednesday, April 10, 2013

Pria Baik,Sabar,Hangat dan Dewasa Itu Ada! ( Must Read For Ladies )

"Jaman sekarang mana ada  nemu cowo yang bener-bener baik!" "Cowo itu cuma ada dua: kalo ga bajingan, ya homo!" ( sakit men denger nya...maksudnya sakit di kuping )
Itu adalah keluhan terpopuler di dunia wanita saat ini. Seolah populasi pria impian sudah semakin langka, bersembunyi di balik hutan semak belukar yang nun jauh di sana. Bagi banyak wanita, skala perbandingan pria baik dan pria brengsek sudah timpang total.
Alhasil, beredarlah ledekan, "Pria itu seperti tempat parkir: yang bagus pasti udah diambil orang!"

Ladies, ijinkan hari ini saya mencolok mata Anda dan mencucinya dengan air suci agar Anda bisa melihat beberapa sudut pandang lain dari generalisasi yang sangat merusak itu. Saya akan beritahu secara detil di manakah para pria impian Anda berada, beraktivitas, dan menghabiskan hari-harinya. Keluarkan buku catatan Anda, Nasehat cinta akan saya mulai!!!

PRIA BAIK BERKELIARAN DI MANA-MANA 
Sebagai salah satu pria baik, saya dengan tegas menyatakan bahwa kaum kami ada di mana-mana. Di lingkungan rumah, di kampus, di kantor, di tempat ibadah, di komunitas hobi, bahkan juga di internet yang sering disebut sebagai kampung predator. Pria baik yang menghormati wanita, pengertian, menghargai, pengalah, lembut, penyayang, tulus dan selalu melindungi itu jumlahnya keterlaluan jauh lebih banyak daripada para pria bajingan. Alasan Anda jarang melihat mereka adalah karena Anda kurang bergaul dan sebagian besar dari mereka takut untuk mendekati Anda. Rata-rata pria baik terjebak di antara spektrum Sesak-Mati-Gaya-Tidak-Tahu-Apa-Yang-Harus-Dilakukan dan Tahu-Tapi-Kebanyakan-Analisa-Agar-Tidak-Salah-Langkah.

Mereka sangat menghargai, bahkan menyanjung wanita. Mereka juga sangat mendambakan hubungan cinta yang sekali-untuk-selamanya. Tapi mereka terlalu lembek, berat, dan takut mendekati karena para wanita (baca: ANDA!) sudah menyunat kejantanannya berkali-kali. Wanita menyunat para pria baik lewat candaan populer bahkan sudah mendarah daging di otak para wanita, "Cowo itu cuma ada dua: kalo ga bajingan, ya homo!" Wanita menyunat para pria baik lewat kedok isu kesetaraan gender dengan cara mem-bully, membenci, mengkambinghitamkan maskulinitas. Wanita menyunat para pria baik dengan menuntut pria bekerja tiga kali lipat lebih keras demi membuktikan dirinya tidak seburuk yang diduga. Ada segudang pisau yang ditodongkan dan beban yang di panggul pada pria. Kekejian dan kesalahan rejim pria di dunia barbar distempelkan pada generasi pria yang terlahir di dunia modern.

Kalau pria baik mendekati, Anda menganggap dia pasti ada maunya sehingga Anda memberi segudang tes yang mempersulit hidupnya. Tapi kalau tidak mendekati, Anda komplen menganggap dia cupu, payah, dan aneh kutukupret. Kekacauan itu semua masih ditambah lagi dengan keyakinan para wanita untuk pasif menahan diri, 'jaga image' dan 'jual mahal'.. sebuah prinsip yang justru membuat Anda dipandang sebagai obyek untuk dibeli dan dimiliki ( salah nya ndiri kan? bukan salah temen2 guweh). Dengan sikap seperti itu, wajar saja Anda jadi lebih sering melihat segelintir pria predator yang tidak tunduk gemetar akan tuduhan dan kecanduan akan tantangan permainan Anda. Sesungguhnya pria baik ada banyak sekali dan berkeliaran di sekeliling Anda. Mereka tumbuh dewasa dalam representasi identitas yang membingungkan, kerap meragukan diri sendiri apakah dia memang cukup baik layak untuk mendapatkan Anda. Sebagian memilih tidak melakukan apa-apa, menyerah berharap pada nasib saja, atau menunggu Anda dekati. Sebagian lainnya berhasil mengumpulkan secuil keberanian untuk mendekati Anda, tapi kemudian terperangkap di tempat yang berikutnya.

PRIA BAIK BERKELIARAN DALAM FRIENDZONE 
Ini adalah tempat hangout para pria baik. "Kebaikan, kehangatan, kedewasaan!" adalah motto hidup yang dijunjung tinggi di sana. Mereka menghabiskan hari-harinya belajar dan bekerja keras menjadi orang baik yang selalu baik. Mereka berucap baik, bersikap baik, bermimpi baik, berkontribusi baik pada semua orang. Khususnya pada wanita, mereka juga menawarkan pertemanan yang sangat ekstra baik. Semua mereka lakukan demi membersihkan nama, menyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa dirinya bukan seorang bajingan seperti stempel yang dimiliki semua pria ( ini pernyataan dari dalam hati loh, dalem banget ).

Jika seorang pria baik menyukai dan mendekati Anda, jelaslah dia akan menghujani Anda dengan seribu satu kebaikan demi memenuhi proses seleksi yang para wanita (baca: ANDA!) ciptakan. Sialnya adalah Anda bersahabat dengan banyak pria yang bersikap sama, sehingga segudang perlakuan baik itu jadi terasa biasa saja. Semua kebaikan bisa Anda dapatkan dengan mudah dan berlimpah, alhasil Anda tidak tertarik ataupun bergairah akan hal-hal tersebut. Seiring waktu, Anda menganggap semua kebaikan sebagai fasilitas wajar normal dalam persahabatan. Makanya Anda seringkali terkejut atau tidak menyadari bahwa seorang sahabat pria memiliki ekspektasi yang lebih dari sekedar teman.
"Tapi bro, loe ngga ngerti," ucap banyak wanita, "Gue ga mungkin suka sama sahabat gue sendiri! Ga ada rasa sama sekali, beneran ga boong!" Justru saya sangat mengerti apa yang Anda maksud. Hubungan cinta wajib dimulai dari desir rasa ketertarikan, dan hal itu sulit sekali muncul jika seorang pria baik sudah terlanjur Anda anggap sebagai sahabat. Makanya sulit untuk mencegah pria baik terlalu murah dalam menimbun kebaikan ( karena mang turunan gen DNA nya gitu ) dan sangat sulit pula untuk mencegah wanita baik terlalu cepat mengunci pria baik sebagai sahabat-baik ( dilema kan? puyeng-puyeng dah ).

Ladies, pria baik yang Anda cari sudah ada di antara sahabat-sahabat dekat pria Anda. Pria-pria baik yang bisa membahagiakan Anda sudah ada persis di depan Anda setiap hari. Mereka adalah sahabat setia yang mendengarkan curhatan Anda, menuntun Anda keluar dari masalah, menemani Anda yang merintih galau, sabar menyimak setiap keabsurdan ekspektasi cinta Anda, menahan emosi mendengar kisah kebajinganan kekasih/mantan Anda. Ketika Anda mengeluh sulit mencari pria baik, batin mereka berteriak lirih sunyi, "HEI GW DI SINI!!! DI SINI!!! DIIIIIII SIIIIIINIIIIIIII!!!" tak terdengar karena mereka sekecil butiran debu! ( sadis...tapi realita hidup,men).

PRIA BAIK (JUGA) BERKELIARAN DALAM BAJINGAN-ZONE 
Dari sepuluh orang pria, 8 tergolong baik dan 2 tergolong bajingan. Dari delapan pria baik itu, 3 di antaranya tidak berani mendekati Anda (jadi Anda anggap tidak ada), 5 sisanya berani mendekati Anda. Dari lima pria baik yang berani mendekati Anda, 2 akan terkunci selamanya sebagai friendzone (jadi kembali Anda anggap tidak ada) dan 3 terkunci dalam friendzone tapi karena jenuh kesal berhasil memberontak keluar. Tiga pria baik pemberontak-friendzone inilah yang kemudian belajar berbagai trik manipulatif dan akhirnya berubah jadi seperti sang 2 pria bajingan yang senang mempermainkan wanita ( contoh nya ada masih idup pria nya, tapi duluuuuuuu ).

Pendek cerita, dari 10 pria itu Anda tidak pernah melihat 5 pria baik, tapi setiap hari melihat 5 pria bajingan yang mendekati Anda. Itu jelas sekedar analogi statistik. Poin saya adalah banyak pria baik ikut berkeliaran di bajingan-zone bukan karena mereka bajingan, tapi mereka tersesat di sana karena pernah dikecewakan dan diperlakukan tidak adil. Anda pasti kenal sejumlah pria demikian. Anda bisa merasa bahwa jauh di balik kedok triknya, mereka cuma bocah laki-laki yang baik tapi kesepian, kecut, terluka karena merasa pernah disalah mengerti dan disia-siakan. Mereka tidak benar-benar bermaksud jahat ataupun membalas dendam, tapi hanya mengusahakan (baca: memanipulasi) hubungan cinta yang dulu seharusnya sudah jadi hak mereka. Kesalahan para pria baik tapi liar itu hanyalah berusaha meraih cinta sebelum memperbaiki luka hatinya sendiri. Saya tidak sedikitpun mendukung dan membela para pria baik yang berubah jadi gelap itu. Tapi saya juga tidak mau menyangkali fakta bahwa para pria player-wannabe itu berada di sana karena ulah para wanita. Jadi jika Jennifer Hudson menyanyikan, "Where did all the good men go? Where are the men that still believe in honesty, respect, and monogamy?" jawaban saya adalah: sebagian dari mereka terluka dan tertekan sehingga memilih untuk tidak lagi percaya nilai-nilai demikian.

Jika kebaikan mereka dianggap remeh, disalahgunakan, dinikmati tanpa diakui ataupun dibalas.. untuk apa mereka melanjutkan? Mau diakui atau tidak, wanita sering mengacuhkan para pria baik. Anda menggunakan mereka sebagai selimut kehangatan emosional tanpa peduli membalas dengan hidangan hangat bernama cinta!!. Anda menerima semua kebaikan hatinya, namun menolak pribadi yang memberikannya. Beberapa pria baik yang terjebak friendzone itu menyadari kesalahannya, menangis lalu mengeraskan hatinya sambil sesengukan berlari pada kesimpulan yang salah: wanita (baca ANDA!) tidak tertarik pada kebaikan. Jadi demi menarik hati Anda, mereka banting stir dan berkomitmen mengikuti sikap para kekasih/mantan Anda, yaitu menjadi bajingan.

Ladies, pria baik itu banyak dan berkeliaran di mana-mana, bahkan sudah bertumpuk mengantri dalam contact list handphone Anda saat ini. Anda hanya tidak mau melihat, mempedulikan, ataupun membalas aksi mereka. Akibatnya, persepsi kecut pahit yang Anda miliki tentang pria itu tertular pada sebagian mereka yang kemudian tersesat jadi bajingan-jejadian. Rusak sudah. Ketika pria dan wanita masing-masing menganggap negatif pihak lainnya, wajarlah hubungan cinta di jaman modern ini jadi penuh drama dan luka-luka, Nikah Cerai, Cerai nikah, nah lo.. Sekarang mata Anda telah terbuka, ladies.. perubahan mindset apa yang Anda mau lakukan??
Salam Cinta Sejati itu Nyata.

11April2013 hari titik balik.

Tuesday, April 2, 2013

Ternyata Tidak ADA Cinta Pada Pandangan Pertama ( ILMIAH dan Teruji Klinis : must read )


Apakah cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada?
Ini adalah topik yang paling banyak ditanyakan orang sepanjang sepuluh tahun karir saya sebagai Relationship Coach di HitmanSystem.com. Beragamnya nasihat dan kisah cinta tentang di luar sana membuat orang-orang punya pemikiran yang salah tentang cinta pada pandangan pertama. Akibatnya jadi banyak hati yang trauma dan hubungan yang terluka, bahkan cinta pun jadi sesuatu yang dianggap negatif dan menyakitkan.

Ayo luangkan waktu 10 menit saja! untuk mengedukasi diri Anda. Baca, renungkan, komentari, dan sebarkan pada teman-teman Anda.

1. Cinta itu urusan hati atau jiwa. 
Benar bahwa cinta adalah gejolak emosi yang timbul dalam bentuk perasaan di hati atau di jiwa. Tapi salah jika Anda berpikir bahwa rasa cinta itu sekonyong-konyong timbul begitu saja dalam hati. Rasa cinta tumbuh dari proses yang terjadi dalam otak, biologi, dan fisik Anda. Saat tertarik pada seseorang, tubuh Anda dibanjiri biokimia tubuh seperti testosterone, estrogen, dopamine, dan norepinephrine yang bercampur aduk sehingga Anda merasakan gejolak emosi tertentu. Perasaan-perasaan demikian yang kemudian Anda terjemahkan sebagai ‘ada rasa’, ‘ada geregetan’, ‘ada penasaran’, ‘ada deg-degan’, 'ada hati', dsb. Artinya, cinta turun dari mata, berputar-putar di otak dan seluruh sistem tubuh, lalu barulah terasa di hati.

Cinta pada pandangan pertama merupakan efek psikologis yang muncul karena kombinasi biokimia dalam tubuh Anda. Para peneliti medis sudah menemukan bahwa obat penenang/antidepresan (yang berfungsi meningkatkan zat serotonin agar Anda merasa rileks, hepi, ceria) bisa membuat seseorang jadi agak merasa sulit jatuh cinta ataupun tumpul dalam merasakan kehangatan cinta. Demikian juga sebaliknya, sejumlah mineral tertentu, seperti coklat, buah, dan makanan yang berprotein tinggi bisa semakin memudahkan atau memeriahkan rasa cinta. Jadi jika Anda merasakan cinta pada pandangan pertama, itu pasti karena tubuh fisik Anda (sengaja atau tidak disengaja) mengalami gejolak biokimia.. makanya orang-orang sering bilang, “Gue ngerasa kalo lagi sama dia seperti ada chemistry-nya!”

2. Ada Cinta pada jatuh cinta. 
Saya sudah bongkar di atas bahwa cinta sebenarnya reaksi fisik di dalam tubuh, nah berikut ini saya juga ingin membongkar bahwa jatuh cinta pada pandangan pertama pun sesungguhnya tidak melibatkan cinta sama sekali. Cinta yang saya maksud di sini adalah rasa kesatuan dan kelekatan yang mengikat sehingga dua orang bisa bertahan melalui suka-duka bersama. Saat PDKT dan terjadi cinta pandangan pertama, tidak ada cinta ataupun kualitas rasa yang sedalam seserius itu. Yang ada hanyalah ketertarikan hasrat atau gairah untuk mencari, mendekati, dan memiliki sesuatu yang terasa nikmat. Itu dorongan yang normal alamiah, setiap manusia memang tercipta demikian. Setiap hubungan cinta sewajarnyalah dimulai dari rasa yang seperti itu.

Dalam PDKT dan romansa, hal-hal apa saja yang terasa nikmat dan membangkitkan hasrat? Penampilan yang indah atau seksi. Perilaku yang unik dan aneh. Kegiatan yang bersifat permainan atau tantangan. Dan yang paling penting adalah adanya kontak fisik. Jika ada seorang lawan jenis (secara sengaja atau tidak sengaja) melibatkan Anda berbagai hal tersebut, tubuh cenderung otomatis dibanjiri biokimia yang membuat Anda merasa ‘jatuh cinta’. Tapi jelas itu bukan (jatuh) cinta dalam arti yang sebenarnya, itu hanya hasrat atau gairah karena terpancing kenikmatan atau keseruan tertentu. Makanya jangan norak dan terlalu serius bawa-bawa cinta kalau baru kenal seseorang.

3. Cinta itu butuh kepastian dan kenyamanan. 
Mitos ini membuat banyak orang jadi sibuk menawarkan kenyamanan, kebaikan, kepastian saat PDKT. Padahal justru sebaliknya, cinta pada pandangan pertama alias ketertarikan hasrat dan gairah itu muncul karena ada campuran kenyamanan dan ketidaknyamanan. Kalau Anda membuat doi 100% nyaman pada Anda, maka dia hanya merasa aman nyaman pada Anda: dia tahu bahwa Anda akan selalu baik padanya, bahwa dia tidak akan pernah kehilangan kepedulian dan bantuan Anda, bahwa Anda akan selalu bersamanya sekalipun dia tidak mempedulikan ataupun membalas kebaikan Anda. Jika Anda memberi kenyamanan, dia bukannya jadi tertarik pada Anda.. dia malah jadi datar atau biasa saja pada Anda. Karena saat PDKT, kenyamanan itu membunuh bibit-bibit cinta.

Coba ingat kisah orang ataupun pengalaman Anda sendiri tentang cinta pada pandangan pertama. Seringkali bertolak belakang dengan idealisme bahwa percintaan timbul dari persahabatan. Misalnya, Anda baru kenal dia lewat social media alias masih bahaya dan asing, tapi entah kenapa obrolan kalian bisa sangat nyambung. Atau misal Anda biasanya benci orang yang narsis, tapi Anda terkejut ternyata di balik itu ada kelembutan yang tidak banyak orang tahu. Atau misalnya semua orang bilang dia player dan brengsek, tapi Anda jadi tertarik karena tanpa sengaja melihatnya bekerja keras demi orangtuanya yang sakit keras. Campuran kenyamanan dan ketidaknyaman, itu adalah tanah yang subur untuk gejolak biokimia (baca: cinta) pada pandangan pertama. Makanya banyak film mengisahkan pasangan yang jatuh cinta tanpa sengaja, karena ada permainan, unsur kecelakaan atau bahaya, serta peristiwa seru mendebarkan di luar dugaan lainnya.

Jadi kesimpulannya adalah jatuh cinta pada pandangan pertama itu sebenarnya tidak ada, Yang ada hanyalah jatuh doyan atau jatuh nafsu pada pandangan pertama, alias Lust At First Sight. Ketertarikan hasrat atau gairah itulah yang kemudian jika dibina dalam hubungan akan bertumbuh jadi cinta yang serius, kuat, dan mengikat untuk waktu lama. Cinta itu timbulnya belakangan, so jangan sok norak lagak serius-serius pada saat pendekatan ya.. karena bukan saja itu mematikan cinta, tapi itu juga penipuan!

Selamat menikmati lebih banyak 'cinta' pada pandangan pertama!
Salam revolusi cinta,

SUMBER : mindtalks