"Jaman sekarang mana ada nemu cowo yang bener-bener baik!" "Cowo itu cuma ada dua: kalo ga bajingan, ya homo!" ( sakit men denger nya...maksudnya sakit di kuping )
Itu adalah keluhan terpopuler di dunia wanita saat ini. Seolah populasi pria impian sudah semakin langka, bersembunyi di balik hutan semak belukar yang nun jauh di sana. Bagi banyak wanita, skala perbandingan pria baik dan pria brengsek sudah timpang total.
Alhasil, beredarlah ledekan, "Pria itu seperti tempat parkir: yang bagus pasti udah diambil orang!"
Ladies, ijinkan hari ini saya mencolok mata Anda dan mencucinya dengan air suci agar Anda bisa melihat beberapa sudut pandang lain dari generalisasi yang sangat merusak itu. Saya akan beritahu secara detil di manakah para pria impian Anda berada, beraktivitas, dan menghabiskan hari-harinya. Keluarkan buku catatan Anda, Nasehat cinta akan saya mulai!!!
PRIA BAIK BERKELIARAN DI MANA-MANA
Sebagai salah satu pria baik, saya dengan tegas menyatakan bahwa kaum kami ada di mana-mana. Di lingkungan rumah, di kampus, di kantor, di tempat ibadah, di komunitas hobi, bahkan juga di internet yang sering disebut sebagai kampung predator. Pria baik yang menghormati wanita, pengertian, menghargai, pengalah, lembut, penyayang, tulus dan selalu melindungi itu jumlahnya keterlaluan jauh lebih banyak daripada para pria bajingan.
Alasan Anda jarang melihat mereka adalah karena Anda kurang bergaul dan sebagian besar dari mereka takut untuk mendekati Anda. Rata-rata pria baik terjebak di antara spektrum Sesak-Mati-Gaya-Tidak-Tahu-Apa-Yang-Harus-Dilakukan dan Tahu-Tapi-Kebanyakan-Analisa-Agar-Tidak-Salah-Langkah.
Mereka sangat menghargai, bahkan menyanjung wanita. Mereka juga sangat mendambakan hubungan cinta yang sekali-untuk-selamanya. Tapi mereka terlalu lembek, berat, dan takut mendekati karena para wanita (baca: ANDA!) sudah menyunat kejantanannya berkali-kali.
Wanita menyunat para pria baik lewat candaan populer bahkan sudah mendarah daging di otak para wanita, "Cowo itu cuma ada dua: kalo ga bajingan, ya homo!" Wanita menyunat para pria baik lewat kedok isu kesetaraan gender dengan cara mem-bully, membenci, mengkambinghitamkan maskulinitas. Wanita menyunat para pria baik dengan menuntut pria bekerja tiga kali lipat lebih keras demi membuktikan dirinya tidak seburuk yang diduga. Ada segudang pisau yang ditodongkan dan beban yang di panggul pada pria. Kekejian dan kesalahan rejim pria di dunia barbar distempelkan pada generasi pria yang terlahir di dunia modern.
Kalau pria baik mendekati, Anda menganggap dia pasti ada maunya sehingga Anda memberi segudang tes yang mempersulit hidupnya. Tapi kalau tidak mendekati, Anda komplen menganggap dia cupu, payah, dan aneh kutukupret. Kekacauan itu semua masih ditambah lagi dengan keyakinan para wanita untuk pasif menahan diri, 'jaga image' dan 'jual mahal'.. sebuah prinsip yang justru membuat Anda dipandang sebagai obyek untuk dibeli dan dimiliki ( salah nya ndiri kan? bukan salah temen2 guweh). Dengan sikap seperti itu, wajar saja Anda jadi lebih sering melihat segelintir pria predator yang tidak tunduk gemetar akan tuduhan dan kecanduan akan tantangan permainan Anda.
Sesungguhnya pria baik ada banyak sekali dan berkeliaran di sekeliling Anda. Mereka tumbuh dewasa dalam representasi identitas yang membingungkan, kerap meragukan diri sendiri apakah dia memang cukup baik layak untuk mendapatkan Anda. Sebagian memilih tidak melakukan apa-apa, menyerah berharap pada nasib saja, atau menunggu Anda dekati. Sebagian lainnya berhasil mengumpulkan secuil keberanian untuk mendekati Anda, tapi kemudian terperangkap di tempat yang berikutnya.
PRIA BAIK BERKELIARAN DALAM FRIENDZONE
Ini adalah tempat hangout para pria baik. "Kebaikan, kehangatan, kedewasaan!" adalah motto hidup yang dijunjung tinggi di sana. Mereka menghabiskan hari-harinya belajar dan bekerja keras menjadi orang baik yang selalu baik. Mereka berucap baik, bersikap baik, bermimpi baik, berkontribusi baik pada semua orang. Khususnya pada wanita, mereka juga menawarkan pertemanan yang sangat ekstra baik. Semua mereka lakukan demi membersihkan nama, menyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa dirinya bukan seorang bajingan seperti stempel yang dimiliki semua pria ( ini pernyataan dari dalam hati loh, dalem banget ).
Jika seorang pria baik menyukai dan mendekati Anda, jelaslah dia akan menghujani Anda dengan seribu satu kebaikan demi memenuhi proses seleksi yang para wanita (baca: ANDA!) ciptakan. Sialnya adalah Anda bersahabat dengan banyak pria yang bersikap sama, sehingga segudang perlakuan baik itu jadi terasa biasa saja. Semua kebaikan bisa Anda dapatkan dengan mudah dan berlimpah, alhasil Anda tidak tertarik ataupun bergairah akan hal-hal tersebut. Seiring waktu, Anda menganggap semua kebaikan sebagai fasilitas wajar normal dalam persahabatan. Makanya Anda seringkali terkejut atau tidak menyadari bahwa seorang sahabat pria memiliki ekspektasi yang lebih dari sekedar teman.
"Tapi bro, loe ngga ngerti," ucap banyak wanita, "Gue ga mungkin suka sama sahabat gue sendiri! Ga ada rasa sama sekali, beneran ga boong!" Justru saya sangat mengerti apa yang Anda maksud. Hubungan cinta wajib dimulai dari desir rasa ketertarikan, dan hal itu sulit sekali muncul jika seorang pria baik sudah terlanjur Anda anggap sebagai sahabat. Makanya sulit untuk mencegah pria baik terlalu murah dalam menimbun kebaikan ( karena mang turunan gen DNA nya gitu ) dan sangat sulit pula untuk mencegah wanita baik terlalu cepat mengunci pria baik sebagai sahabat-baik ( dilema kan? puyeng-puyeng dah ).
Ladies, pria baik yang Anda cari sudah ada di antara sahabat-sahabat dekat pria Anda. Pria-pria baik yang bisa membahagiakan Anda sudah ada persis di depan Anda setiap hari. Mereka adalah sahabat setia yang mendengarkan curhatan Anda, menuntun Anda keluar dari masalah, menemani Anda yang merintih galau, sabar menyimak setiap keabsurdan ekspektasi cinta Anda, menahan emosi mendengar kisah kebajinganan kekasih/mantan Anda. Ketika Anda mengeluh sulit mencari pria baik, batin mereka berteriak lirih sunyi, "HEI GW DI SINI!!! DI SINI!!! DIIIIIII SIIIIIINIIIIIIII!!!" tak terdengar karena mereka sekecil butiran debu! ( sadis...tapi realita hidup,men).
PRIA BAIK (JUGA) BERKELIARAN DALAM BAJINGAN-ZONE
Dari sepuluh orang pria, 8 tergolong baik dan 2 tergolong bajingan. Dari delapan pria baik itu, 3 di antaranya tidak berani mendekati Anda (jadi Anda anggap tidak ada), 5 sisanya berani mendekati Anda. Dari lima pria baik yang berani mendekati Anda, 2 akan terkunci selamanya sebagai friendzone (jadi kembali Anda anggap tidak ada) dan 3 terkunci dalam friendzone tapi karena jenuh kesal berhasil memberontak keluar. Tiga pria baik pemberontak-friendzone inilah yang kemudian belajar berbagai trik manipulatif dan akhirnya berubah jadi seperti sang 2 pria bajingan yang senang mempermainkan wanita ( contoh nya ada masih idup pria nya, tapi duluuuuuuu ).
Pendek cerita, dari 10 pria itu Anda tidak pernah melihat 5 pria baik, tapi setiap hari melihat 5 pria bajingan yang mendekati Anda.
Itu jelas sekedar analogi statistik. Poin saya adalah banyak pria baik ikut berkeliaran di bajingan-zone bukan karena mereka bajingan, tapi mereka tersesat di sana karena pernah dikecewakan dan diperlakukan tidak adil. Anda pasti kenal sejumlah pria demikian. Anda bisa merasa bahwa jauh di balik kedok triknya, mereka cuma bocah laki-laki yang baik tapi kesepian, kecut, terluka karena merasa pernah disalah mengerti dan disia-siakan. Mereka tidak benar-benar bermaksud jahat ataupun membalas dendam, tapi hanya mengusahakan (baca: memanipulasi) hubungan cinta yang dulu seharusnya sudah jadi hak mereka. Kesalahan para pria baik tapi liar itu hanyalah berusaha meraih cinta sebelum memperbaiki luka hatinya sendiri.
Saya tidak sedikitpun mendukung dan membela para pria baik yang berubah jadi gelap itu. Tapi saya juga tidak mau menyangkali fakta bahwa para pria player-wannabe itu berada di sana karena ulah para wanita. Jadi jika Jennifer Hudson menyanyikan, "Where did all the good men go? Where are the men that still believe in honesty, respect, and monogamy?" jawaban saya adalah: sebagian dari mereka terluka dan tertekan sehingga memilih untuk tidak lagi percaya nilai-nilai demikian.
Jika kebaikan mereka dianggap remeh, disalahgunakan, dinikmati tanpa diakui ataupun dibalas.. untuk apa mereka melanjutkan?
Mau diakui atau tidak, wanita sering mengacuhkan para pria baik. Anda menggunakan mereka sebagai selimut kehangatan emosional tanpa peduli membalas dengan hidangan hangat bernama cinta!!. Anda menerima semua kebaikan hatinya, namun menolak pribadi yang memberikannya. Beberapa pria baik yang terjebak friendzone itu menyadari kesalahannya, menangis lalu mengeraskan hatinya sambil sesengukan berlari pada kesimpulan yang salah: wanita (baca ANDA!) tidak tertarik pada kebaikan. Jadi demi menarik hati Anda, mereka banting stir dan berkomitmen mengikuti sikap para kekasih/mantan Anda, yaitu menjadi bajingan.
Ladies, pria baik itu banyak dan berkeliaran di mana-mana, bahkan sudah bertumpuk mengantri dalam contact list handphone Anda saat ini. Anda hanya tidak mau melihat, mempedulikan, ataupun membalas aksi mereka. Akibatnya, persepsi kecut pahit yang Anda miliki tentang pria itu tertular pada sebagian mereka yang kemudian tersesat jadi bajingan-jejadian. Rusak sudah. Ketika pria dan wanita masing-masing menganggap negatif pihak lainnya, wajarlah hubungan cinta di jaman modern ini jadi penuh drama dan luka-luka, Nikah Cerai, Cerai nikah, nah lo..
Sekarang mata Anda telah terbuka, ladies.. perubahan mindset apa yang Anda mau lakukan??
Salam Cinta Sejati itu Nyata.
11April2013 hari titik balik.
No comments:
Post a Comment