Menurut sensus di Amerika selama 40 tahun terakhir, angka
pernikahan terus mengalami penurunan. National Marriage Project diprakarsai
Rutgers University juga menyebutkan bahwa semakin banyak pria yang takut untuk
menikah. Kebanyakan dari mereka enggan membangun komitmen serius dan ikatan
yang sifatnya seumur hidup.
Nah, kira-kira hal-hal apa saja yang melatarbelakangi
fenomena ini? Kenapa sih para Pria enggan atau bahkan takut untuk menikah? Ini
Alasan Sebenar benar nya :
1. Para Pria Takut Kalau-Kalau Keputusan untuk Berkomitmen
Berarti Merelakan Kebebasan Mereka.
Secara alami, Pria
memang terlahir dengan sifat mandiri. Mereka terbiasa membuat keputusan
sendiri dan menjalani hidup dengan cara yang mereka yakini. Bagi mereka, bebas
adalah melakukan apa yang mereka inginkan tanpa ada orang lain yang akan
menghakimi atau mengkritisi pilihan mereka. Artinya bebas disini bebas
bertanggung jawab loh ya, bukan berbuat bebas semaunya, sama sekali bukan,
tolong garis bawahi, penting soalnya.
Komitmen dengan pasangan membuat para pria merasa dibatasi.
Ketika akhirnya punya pasangan, setiap hal yang akan dilakukan tak lagi sekadar
memikirkan keinginan sendiri. Jika saat masih single mereka biasa menghabiskan
malam Minggu dengan main game, nonton serial TV kabel favorite, atau nongkrong
dengan teman sambil minum bir, untuk melepas penat setalah 5 hari berkutat di
kantor, hal itu rela ditinggalkan demi
menemani pasangan pergi jalan-jalan. But, wait! Apakah mereka benar-benar
bahagia saat melakukannya, atau sekadar berkorban agar tak terjadi masalah
dengan pasangan? Hmm…jawabannya iya memang seperti itu, kadang pria melakukan
hal hal yang di sukai pasangan wanita nya agar tak terjadi masalah dengan
pasangan.Supaya aman dan damai saja, dan sebetulnya itu adalah hal yang sangat
tidak nyaman di lakukan pria loh..
2. Pria Khawatir Jika Kamu Akan Mengganggu “Ruang”
Pribadinya
Pria cenderung kental dengan karakter kelaki-lakiannya.
Membiarkan kamar tidur berantakan, memilih cat dinding warna gelap, mendesain
kamar dengan gaya minimalis; banyak pilihan cowok yang nyata-nyata bertolak
belakang dengan pilihan cewek. Sangat tidak sama untuk perkara ini, dan menurut
pria ini sangat penting baginya.
Ketika kamu masuk dan jadi bagian dalam hidupnya,
kehadiranmu dianggap membolak-balikkan dunianya. Kamu mungkin akan meminta
pasanganmu rajin-rajin membersihkan kamar, sekadar mengganti warna cat dinding
dengan yang lebih cerah dan bernuansa segar, atau menambahkan pernak-pernik
agar suasana kamar tak terlalu kaku. Meskipun tak terang-terangan, pasanganmu
akan merasa bahwa ada bagian dalam dirinya yang tak lagi utuh – sebagian
dirinya yang harus berkompromi denganmu.Dan hal tersebut membuat pria tidak
nyaman, dan menggerus rasa cinta nya terhadap pasangan wanitanya.
3. Bagi Pria, Berusaha Setia Pada Pasangan Bukanlah Perkara
Mudah
Keberanian berkomitmen jadi topik yang menarik di kalangan
para Pria , begitu pula soal kesetiaan. Pasalnya, Pria dianggap lebih rentan tidak setia atau akan
merasa bosan pada pasangan.Hal ini memang harus di akui secara jujur bagi para
pria, bukan berarti bangga mempunyai sifat tersebut namun lebih memahani dan
mengakui kekurangan diri.
Apakah pasanganmu sudah siap memilihmu di antara sekian
pilihan yang ada? Apakah dia sudah mantap menjadikanmu teman hidupnya hingga ajal
yang memisahkan? Ketika kamu tidak kuasa menjawab, pun sama halnya dengan
pasanganmu sendiri. Yang pasti, butuh proses demi bisa memantapkan hati dan
mengambil keputusan untuk menikah.
4. Sifat Pria yang Lebih Rasional Membuat Pria Tidak Mudah
Percaya Pada Kisah Putri dan Pangeran yang Hidup Bahagia Setelah Menikah.
Biasanya, cewek cenderung emosional. Menganggap bahwa
pernikahan identik dengan hal-hal yang bahagia. Ketika sudah bisa bersatu, maka
segala masalah di masa depan pasti bisa diselesaikan berdua.Helloooo, ini
kehidupan nyata Girl!, bukan cerita Cinderalla atau Sinetron Indonesia atau
Drama Korea!
Masalah nya, Pria justru melihat pernikahan dari sudut
pandang yang jauh berbeda. Tentang rumitnya menyatukan dua kepribadian yang
berbeda, tanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga, hingga urusan anak yang
tak kalah menyita tenaga dan pikiran. Bayangkan, betapa butuh proses panjang
untuk bisa menyatukan dua orang dengan cara pandang yang demikian jauh
berseberangan. So Please Be Realistic.
5. Berkompromi dengan Pasangan Itu Bukan Perkara Mudah Buat
Para Pria.
Demi bisa menjalani hubungan yang langgeng dan bahagia,
setiap pasangan layak punya kemampuan berkompromi yang mumpuni. Ibaratnya,
setiap masalah akan dibagi menjadi dua bagian – kamu dan pasanganmu
masing-masing setengah bagian. Dengan kepala dingin berusaha menemukan solusi
yang paling baik dan dianggap tepat.
Namun, tak jarang pasangan akan mengalami beda pendapat.
Satu memilih cara A dan satu lagi lebih suka cara B. Di saat inilah kemampuan
berkompromi jadi sangat diperlukan. Sayangnya, para cowok seringkali menganggap
remeh kemampuan cewek dalam urusan kompromi. Para cowok lebih percaya bahwa
cewek hanya akan memberikan pilihan sulit bagi mereka, misalnya: “kamu pilih
nurutin aku atau kita mending putus aja?” See, coba bayangin kalau menghadapi
pilihan seperti ini, Sulit men, Tidak lah mudah bagi Pria, only make me stress,
gila.
6. Kehilangan Waktu Luang Jadi Salah Satu Hal yang Membuat
Pria Takut Menikah.
Para Pria percaya bahwa hidup dengan embel-embel komitmen
akan jauh lebih melelahkan daripada menjadi single. Selesai dengan berbagai
tugas di kantor, sekadar menjemput pasangan pulang kerja atau membereskan
mainan anak-anak yang berantakan bisa jadi sangat menyiksa. Akan ada saat
dimana mereka mengingat momen sebagai bujangan; menikmati lelah sepulang kerja
dengan pergi ke tempat gym, atau latihan fisik beladiri, bermain futsal atau
sekedar minum kopi dan merokok ( bagi yang suka kopi dan rokok) sendirian di
teras kamar. Priceless hal hal seperti ini bila dapat di lakukan setelah
menikah, Damn....
7. Serius Berkomitmen Dengan Seorang Cewek Itu Bukan Perkara
Mudah.
Di usia yang dianggap layak dan “matang” untuk menikah,
tekanan sosial bisa luar biasa terasa menyiksa. Jika tak segera mengakhiri masa
lajang, maka akan dinilai menyimpang atau menyalahi aturan sosial. Pertanyaan
seperti “kapan nikah?” "mau sampai umur berapa belum nikah juga?"
"kamu ganteng, mapan, masa ga ada yang mau nikah sama kamu?",
atau "jangan dipacarin melulu, tuh
anak orang di nikahin donk?" atau “mana nih calonnya?” Seringkali membuat
telinga gatal dan hati menjadi kesal, membuat mood menjadi kacau, dan perlu di
ketahui, bahwa baik buruk nya seorang pria tidak dilihat dari dia sudah menikah
atau belum, sama seperti menilai seseorang dari agama nya. Apakah fair? it is
not fuckin fair, men. Please, kita para pria lajang juga ingin dihargai apa
adanya diri kita, pilihan untuk melajang atau belum menikah adalah pilihan
prinsip hidup masing masing, tidak semua pria sama pemikiran nya dengan kalian
para Bullyer laknat.
Padahal, pikiran para pria justru dipenuhi dengan pertanyaan
“apakah aku sudah siap menikah?”. Mengedepankan logika, cowok akan lebih sibuk
mengukur kesiapan fisik dan mental mereka. Bahkan, perkara rumah pribadi,
mobil, tabungan, hingga rencana karir dan investasi jadi pertimbangan utama
mereka. Sangat penting bagi kami berpikir logika, makanya para pria ini dapat
survive dari keras nya kehidupan dan bullshit nya dunia, karena selama ini
mengedepankan Logika.
8. Ambisi Pada Pendidikan dan Karir Bisa Jadi Alasan
Utamanya
Pria terlahir dianugerahi ambisi yang kuat. Mental sebagai
laki-laki yang menuntun mereka untuk gigih mengejar setiap keinginan dan
cita-cita. Ada kalanya komitmen justru dianggap sebagai distraksi dalam
perjalanan mereka mengejar mimpi. Menikah dan punya anak mungkin akan
mengganggu fokusnya pada karir dan pendidikan. Padahal, mereka masih punya niat
mencapai posisi penting di kantor, membangun bisnis pribadi atau melanjutkan
kuliah dan bekerja di luar negeri.Ada hal hal yang sudah menjadi cita cita pria
sejak dulu sebelum bertemu pasangan, so bila saat ini pasangan tidak mendukung
cita cita pria tersebut, Alhasil pria tidak akan menikahi kalian,girl.
9. Dia Mungkin Saja Ragu Pada Kesetiaanmu
Tak sedikit Pria yang mengaku takut berkomitmen lantaran
ragu pada kesetian pasangan. Pasalnya, komitmen tak bisa dibangun atas rasa
sayang atau cinta semata. Jadi cinta dan sayang saja tidak lah cukup untuk
dapat berkomitmen. Banyak hal yang mendukung agar sebuah komitmen bisa bertahan
dan langgeng. Ketika realita membuktikan bahwa kesetian bisa ditukar dengan materi,
banyak cowok yang akhirnya ciut mental, dan sangat ragu dengan pernikahan.
Apakah perempuan yang sudah dipilihnya sebagai pendamping
bisa setia? Bisa bertahan dalam suka, duka, bahkan di saat-saat terendah dalam
hidupnya?
Seorang Suami dengan pekerjaan dan status sosial yang lebih
baik, bahkan pria kaya karena warisan orang tua nya yang sangat banyak saja,
tidak menutup kemungkin istri nya berpaling, ‘kan?
10. Kadang, Rasa Enggan Muncul Karena Sikapmu yang Terlalu
Memaksakan Kehendak.
Kadang, ceweklah yang sebenarnya membuat pria merasa tidak
nyaman dan enggan berkomitmen. Pasalnya, cewek menganggap bahwa pernikahan
adalah tujuan akhir dari hubungan yang sudah dijalani. Berharap segera mencapai
tujuan itu, cewek cenderung memaksakan kehendak pada cowok. Singkatnya, cewek
seringkali terlalu terburu-buru mengajak pasangannya untuk menikah. Merasa
tidak nyaman dengan tekanan itu, tak jarang cowok justru memilih untuk pergi.
Well, Yang pasti, memutuskan untuk berkomitmen atau menikah
memang bukan perkara mudah. Banyak hal yang harus dipikirkan masak-masak
sebagai pertimbangan. Ingat yah, tidak semua perkara percintaan hingga berakhir
menikah bak putri cinderella seperti kisah cinta sempurna Selmadena dan putra
nya Amien Rais yang di tulis di Instagram nya, tidak semua sama kisah cinta
setiap orang. Semua punya jalan nya masing masing, lika liku masing masing dan
latar belakang yang berbeda. "You Can not Judge My Choices Without
Understanding My Reasons".
No comments:
Post a Comment