Dari Anas bin Malik ia berkata : “Adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat Maghrib, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud)
Nabi Muhammad Saw berkata : “Apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka dengan kurma. Andaikan kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci”
Kemudian berkembang informasi bahwa disunnahkan berbuka dengan yang manis. Dalam pemahaman mereka yang mempertanyakan, anjuran berbuka oleh nabi ini adalah berbuka dengan kurma dan bukan dengan ‘yang manis’. Kurma, dalam kondisi asli, justru tidak terlalu manis (artinya, kurma tidak identik dengan ‘yang manis’). Kurma segar merupakan buah yang bernutrisi sangat tinggi tapi berkalori rendah. Kurma yang ada di Indonesia-pun katanya adalah ‘manisan kurma’ yang memiliki kandungan manis berlipat ganda dari kurma yang asli. Kandungan gula yang berlebihan ini justru tidak baik bagi kesehatan. Memang kurma manis namun berbeda dengan kandungan manis di Teh Manis, minuman bersoda dan kue tart dan brownies.
Makanan manis bila di konsumsi berlebihan akan berefek buruk bagi kesehatan, so berbuka lah dengan makanan sehat, boleh juga berbuka dengan yang manis tapi tetap tidak di anjurkan di konsumi secara berlebihan, Nabi pun menkonsumsi kurma manis hanya 3 buah, loh. Jadi mau berbuka manis ataupun tidak berbuka dengan makanan manis tetap tidak berlebihan dalam mengkonsumsi nya. Ok selamat berbuka Saudara!!
( MW)
No comments:
Post a Comment