Wednesday, March 8, 2017

Kenapa Pria Enggan Berkomitmen? Mungkin Hal Ini Penyebabnya!


Menurut sensus di Amerika selama 40 tahun terakhir, angka pernikahan terus mengalami penurunan. National Marriage Project diprakarsai Rutgers University juga menyebutkan bahwa semakin banyak pria yang takut untuk menikah. Kebanyakan dari mereka enggan membangun komitmen serius dan ikatan yang sifatnya seumur hidup.
Nah, kira-kira hal-hal apa saja yang melatarbelakangi fenomena ini? Kenapa sih para Pria enggan atau bahkan takut untuk menikah? Ini Alasan Sebenar benar nya :

1. Para Pria Takut Kalau-Kalau Keputusan untuk Berkomitmen Berarti Merelakan Kebebasan Mereka.
Secara alami, Pria  memang terlahir dengan sifat mandiri. Mereka terbiasa membuat keputusan sendiri dan menjalani hidup dengan cara yang mereka yakini. Bagi mereka, bebas adalah melakukan apa yang mereka inginkan tanpa ada orang lain yang akan menghakimi atau mengkritisi pilihan mereka. Artinya bebas disini bebas bertanggung jawab loh ya, bukan berbuat bebas semaunya, sama sekali bukan, tolong garis bawahi, penting soalnya.
Komitmen dengan pasangan membuat para pria merasa dibatasi. Ketika akhirnya punya pasangan, setiap hal yang akan dilakukan tak lagi sekadar memikirkan keinginan sendiri. Jika saat masih single mereka biasa menghabiskan malam Minggu dengan main game, nonton serial TV kabel favorite, atau nongkrong dengan teman sambil minum bir, untuk melepas penat setalah 5 hari berkutat di kantor,  hal itu rela ditinggalkan demi menemani pasangan pergi jalan-jalan. But, wait! Apakah mereka benar-benar bahagia saat melakukannya, atau sekadar berkorban agar tak terjadi masalah dengan pasangan? Hmm…jawabannya iya memang seperti itu, kadang pria melakukan hal hal yang di sukai pasangan wanita nya agar tak terjadi masalah dengan pasangan.Supaya aman dan damai saja, dan sebetulnya itu adalah hal yang sangat tidak nyaman di lakukan pria loh..

2. Pria Khawatir Jika Kamu Akan Mengganggu “Ruang” Pribadinya
Pria cenderung kental dengan karakter kelaki-lakiannya. Membiarkan kamar tidur berantakan, memilih cat dinding warna gelap, mendesain kamar dengan gaya minimalis; banyak pilihan cowok yang nyata-nyata bertolak belakang dengan pilihan cewek. Sangat tidak sama untuk perkara ini, dan menurut pria ini sangat penting baginya.
Ketika kamu masuk dan jadi bagian dalam hidupnya, kehadiranmu dianggap membolak-balikkan dunianya. Kamu mungkin akan meminta pasanganmu rajin-rajin membersihkan kamar, sekadar mengganti warna cat dinding dengan yang lebih cerah dan bernuansa segar, atau menambahkan pernak-pernik agar suasana kamar tak terlalu kaku. Meskipun tak terang-terangan, pasanganmu akan merasa bahwa ada bagian dalam dirinya yang tak lagi utuh – sebagian dirinya yang harus berkompromi denganmu.Dan hal tersebut membuat pria tidak nyaman, dan menggerus rasa cinta nya terhadap pasangan wanitanya.

3. Bagi Pria, Berusaha Setia Pada Pasangan Bukanlah Perkara Mudah
Keberanian berkomitmen jadi topik yang menarik di kalangan para Pria , begitu pula soal kesetiaan. Pasalnya, Pria  dianggap lebih rentan tidak setia atau akan merasa bosan pada pasangan.Hal ini memang harus di akui secara jujur bagi para pria, bukan berarti bangga mempunyai sifat tersebut namun lebih memahani dan mengakui kekurangan diri.
Apakah pasanganmu sudah siap memilihmu di antara sekian pilihan yang ada? Apakah dia sudah mantap menjadikanmu teman hidupnya hingga ajal yang memisahkan? Ketika kamu tidak kuasa menjawab, pun sama halnya dengan pasanganmu sendiri. Yang pasti, butuh proses demi bisa memantapkan hati dan mengambil keputusan untuk menikah.

4. Sifat Pria yang Lebih Rasional Membuat Pria Tidak Mudah Percaya Pada Kisah Putri dan Pangeran yang Hidup Bahagia Setelah Menikah.
Biasanya, cewek cenderung emosional. Menganggap bahwa pernikahan identik dengan hal-hal yang bahagia. Ketika sudah bisa bersatu, maka segala masalah di masa depan pasti bisa diselesaikan berdua.Helloooo, ini kehidupan nyata Girl!, bukan cerita Cinderalla atau Sinetron Indonesia atau Drama Korea!
Masalah nya, Pria justru melihat pernikahan dari sudut pandang yang jauh berbeda. Tentang rumitnya menyatukan dua kepribadian yang berbeda, tanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga, hingga urusan anak yang tak kalah menyita tenaga dan pikiran. Bayangkan, betapa butuh proses panjang untuk bisa menyatukan dua orang dengan cara pandang yang demikian jauh berseberangan. So Please Be Realistic.

5. Berkompromi dengan Pasangan Itu Bukan Perkara Mudah Buat Para Pria.
Demi bisa menjalani hubungan yang langgeng dan bahagia, setiap pasangan layak punya kemampuan berkompromi yang mumpuni. Ibaratnya, setiap masalah akan dibagi menjadi dua bagian – kamu dan pasanganmu masing-masing setengah bagian. Dengan kepala dingin berusaha menemukan solusi yang paling baik dan dianggap tepat.
Namun, tak jarang pasangan akan mengalami beda pendapat. Satu memilih cara A dan satu lagi lebih suka cara B. Di saat inilah kemampuan berkompromi jadi sangat diperlukan. Sayangnya, para cowok seringkali menganggap remeh kemampuan cewek dalam urusan kompromi. Para cowok lebih percaya bahwa cewek hanya akan memberikan pilihan sulit bagi mereka, misalnya: “kamu pilih nurutin aku atau kita mending putus aja?” See, coba bayangin kalau menghadapi pilihan seperti ini, Sulit men, Tidak lah mudah bagi Pria, only make me stress, gila.

6. Kehilangan Waktu Luang Jadi Salah Satu Hal yang Membuat Pria Takut Menikah.
Para Pria percaya bahwa hidup dengan embel-embel komitmen akan jauh lebih melelahkan daripada menjadi single. Selesai dengan berbagai tugas di kantor, sekadar menjemput pasangan pulang kerja atau membereskan mainan anak-anak yang berantakan bisa jadi sangat menyiksa. Akan ada saat dimana mereka mengingat momen sebagai bujangan; menikmati lelah sepulang kerja dengan pergi ke tempat gym, atau latihan fisik beladiri, bermain futsal atau sekedar minum kopi dan merokok ( bagi yang suka kopi dan rokok) sendirian di teras kamar. Priceless hal hal seperti ini bila dapat di lakukan setelah menikah, Damn....

7. Serius Berkomitmen Dengan Seorang Cewek Itu Bukan Perkara Mudah.
Di usia yang dianggap layak dan “matang” untuk menikah, tekanan sosial bisa luar biasa terasa menyiksa. Jika tak segera mengakhiri masa lajang, maka akan dinilai menyimpang atau menyalahi aturan sosial. Pertanyaan seperti “kapan nikah?” "mau sampai umur berapa belum nikah juga?" "kamu ganteng, mapan, masa ga ada yang mau nikah sama kamu?", atau  "jangan dipacarin melulu, tuh anak orang di nikahin donk?" atau “mana nih calonnya?” Seringkali membuat telinga gatal dan hati menjadi kesal, membuat mood menjadi kacau, dan perlu di ketahui, bahwa baik buruk nya seorang pria tidak dilihat dari dia sudah menikah atau belum, sama seperti menilai seseorang dari agama nya. Apakah fair? it is not fuckin fair, men. Please, kita para pria lajang juga ingin dihargai apa adanya diri kita, pilihan untuk melajang atau belum menikah adalah pilihan prinsip hidup masing masing, tidak semua pria sama pemikiran nya dengan kalian para Bullyer laknat.
Padahal, pikiran para pria justru dipenuhi dengan pertanyaan “apakah aku sudah siap menikah?”. Mengedepankan logika, cowok akan lebih sibuk mengukur kesiapan fisik dan mental mereka. Bahkan, perkara rumah pribadi, mobil, tabungan, hingga rencana karir dan investasi jadi pertimbangan utama mereka. Sangat penting bagi kami berpikir logika, makanya para pria ini dapat survive dari keras nya kehidupan dan bullshit nya dunia, karena selama ini mengedepankan Logika.

8. Ambisi Pada Pendidikan dan Karir Bisa Jadi Alasan Utamanya
Pria terlahir dianugerahi ambisi yang kuat. Mental sebagai laki-laki yang menuntun mereka untuk gigih mengejar setiap keinginan dan cita-cita. Ada kalanya komitmen justru dianggap sebagai distraksi dalam perjalanan mereka mengejar mimpi. Menikah dan punya anak mungkin akan mengganggu fokusnya pada karir dan pendidikan. Padahal, mereka masih punya niat mencapai posisi penting di kantor, membangun bisnis pribadi atau melanjutkan kuliah dan bekerja di luar negeri.Ada hal hal yang sudah menjadi cita cita pria sejak dulu sebelum bertemu pasangan, so bila saat ini pasangan tidak mendukung cita cita pria tersebut, Alhasil pria tidak akan menikahi kalian,girl.

9. Dia Mungkin Saja Ragu Pada Kesetiaanmu
Tak sedikit Pria yang mengaku takut berkomitmen lantaran ragu pada kesetian pasangan. Pasalnya, komitmen tak bisa dibangun atas rasa sayang atau cinta semata. Jadi cinta dan sayang saja tidak lah cukup untuk dapat berkomitmen. Banyak hal yang mendukung agar sebuah komitmen bisa bertahan dan langgeng. Ketika realita membuktikan bahwa kesetian bisa ditukar dengan materi, banyak cowok yang akhirnya ciut mental, dan sangat ragu dengan pernikahan.
Apakah perempuan yang sudah dipilihnya sebagai pendamping bisa setia? Bisa bertahan dalam suka, duka, bahkan di saat-saat terendah dalam hidupnya?
Seorang Suami dengan pekerjaan dan status sosial yang lebih baik, bahkan pria kaya karena warisan orang tua nya yang sangat banyak saja, tidak menutup kemungkin istri nya berpaling, ‘kan?

10. Kadang, Rasa Enggan Muncul Karena Sikapmu yang Terlalu Memaksakan Kehendak.
Kadang, ceweklah yang sebenarnya membuat pria merasa tidak nyaman dan enggan berkomitmen. Pasalnya, cewek menganggap bahwa pernikahan adalah tujuan akhir dari hubungan yang sudah dijalani. Berharap segera mencapai tujuan itu, cewek cenderung memaksakan kehendak pada cowok. Singkatnya, cewek seringkali terlalu terburu-buru mengajak pasangannya untuk menikah. Merasa tidak nyaman dengan tekanan itu, tak jarang cowok justru memilih untuk pergi.


Well, Yang pasti, memutuskan untuk berkomitmen atau menikah memang bukan perkara mudah. Banyak hal yang harus dipikirkan masak-masak sebagai pertimbangan. Ingat yah, tidak semua perkara percintaan hingga berakhir menikah bak putri cinderella seperti kisah cinta sempurna Selmadena dan putra nya Amien Rais yang di tulis di Instagram nya, tidak semua sama kisah cinta setiap orang. Semua punya jalan nya masing masing, lika liku masing masing dan latar belakang yang berbeda. "You Can not Judge My Choices Without Understanding My Reasons".

No comments:

Post a Comment