Thursday, July 5, 2012

After Shock Film Box Office Di China yang begitu Mengharukan

Film yang diambil kisah nyata. Kenangan pahit seorang anak pada tragedi gempa di Cina.

Suatu pagi di Bulan Juli 34 tahun silam, peristiwa gempa bumi di Tangshan, Cina Utara telah menewaskan 240 ribu orang. Jumlah yang sangat besar. Namun dari peristiwa yang mahadashyat tersebut terselip kisah sebuah keluarag, Li Ni dengan dua anak kembarnya Fang Deng (perempuan) dan Fang Da (lelaki). Sang ibu berusaha menyelamatkan kedua anaknya. Namun, dia dihadapkan pada pilihan, siapa yang lebih dulu harus diselematkan? Kedua anaknya terkubur di reruntuhan. Sang ibu memilih menyelematkan anak lelaki terlebih dahulu. Namun, keputusan ini sebenarnya didengar oleh anak Fang Deng (anak perempuan)  dari balik reruntuhan. Sang Ibu melihat Fang Deng sudah meninggal dan tergesa gesa segera menyelamatkan Fang Da ke Rumah Sakit, namun ternyata Fang Deng masih hidup dan di tolong oleh kedua tentara suami-istri dan di angkatnya menjadi anak mereka karena tidak mempunyai keturunan.

Rupanya keputusan tersebut telah menghapus memori Fang Deng pada seluruh peristiwa mengerikan itu. Batinnya terkoyak dan kebencian pada ibunya tak bisa dimaafkan hingga Fang Deng tumbuh dewasa dan diadopsi oleh keluarga yang menolong nya dari reruntuhan gempa dan tinggal Kota lain di China. Sedangkan anak lelaki tetap bersama ibunya. 

Fang Deng besar dan tumbuh bersama kedua orang tua angkatnya yang menyayangi nya terutama ayah angkatnya. Setelah dewasa Fang Deng melanjutkan sekolah kedokteran, dan harus berpisah dengan kedua orang tua angkatnya, fang deng pun berpacaran dengan salah satu mahasiswa kakak kelasnya dan Fang Deng kemudian hamil di luar nikah dengan pacarnya. Tapi dia menolak untuk menggugurkan bayi dalam kandungan meski satu tahun lagi Fang Deng akan lulus dan mendapat gelar sarjana kedokteran sehingga fang deng pergi menghilang dan drop out dari kuliah kedokteran nya sedangkan sang pacar pun tidak berusahan mencari nya dan raib entah kemana. Dia masih teringat pada peristiwa masa lalu, ketika nyawa dirinya “disepelekan” oleh sang ibu. Itulah yang membuatnya bersikukuh menyelamatkan nyawa jabang bayi dalam  kandungan. Hubungan Fang Deng dengan ibu dan saudara kembarnya terputus. 


Sedangkan kehidupan Fang Da walaupun tidak kuliah serta cacat tangan ( hanya satu tangan yangg di milikinya akibat tragedi gempa sewaktu kecil ) namun Fang Da menjadi usahawan sukses dan sangat berbakti dan sayang kepada Ibunya. Ibunya selalu bilang bahwa beliau tidak ingin pindah dari rumah  lama karena yakin bahwa arwah Almarhum Suami dan Fang Deng akan kembali mencari rumah mereka dulu. Ibunya pun tidak menikah lagi setelah sekian lama karena menurutnya tidak ada pria manapun yang rela mati demi dirinya. Karena pada peristiwa Gempa tersebut, sebetulnya dirinyalah yang akan menolong kedua anaknya tersebut Fang Deng dan Fang Da namun di cegah oleh Sang Suami dan mengorbankan diri untuk mencegah Sang Istri terkena reruntuhan.


Fang Da pun mempunyai Istri dan seorang anak laki laki dan di beri nama dian-dian, sedangkan Fang Deng pun melahirkan seorang anak perempuan dan diberinama dian-dian juga. ( suatu kebetulan karena ikatan batin mereka  sangat kuat ). Fang deng pun di peristri oleh seorang pria Kanada berprofesi pengacara dengan perbedaan umur 16 tahun dengan Fang Deng namun Pria Kanada tersebut sangat mencintai dan menyayangi Fang Deng dan dian-dian, mereka pun menikah dan tinggal di Vancouver, Canada.

Hingga terjadilah peristiwa gempa yang kembali  menimpa Cina, tepatnya di kota Sinchuan pada 2008. Suami Fang Deng melihatnya dari televisi dan segera memberi tahu dengan sangat hati-hati karena takut Fang Deng teringat kembali peristiwa dulu. Perlahan ingatannya pun kembali pada peristiwa  ketika dirinya masih berusia 7 tahun. Hanya satu yang ada dalam pikirannya: datang ke lokasi sebagai sukarelawan. 

Di sinilah peristiwa mengharukan terjadi. Fang Deng bertemu kembali dengan saudara kembarnya. Keduanya kemudian saling berbagi dalam rasa duka mendalam. Namun satu hal yang tidak diketahui oleh Fang Deng, bahwa sebelum peritiwa gempa besar terjadi, ibunya sudah mempersiapkan peralatan sekolah bagi kedua anak kembarnya. Dari sini naluri Fang Deng tersentuh dan baru tersadar bahwa sebenarnya ibunya menyayangi kedua anaknya. Fang Deng memaafkan sang ibu, dan ia menyesal telah meninggalkan sang ibu.           
 
Kisah yang menguras air mata ini, adalah film dari daratan Cina dengan nilai komersial terbesar dalam sejarah sinema negeri bambu ini, yakni menelan biaya hingga 15 juta dollar AS.  Barangkali karena ini film ini didistribusikan ke seluruh dunia sehingga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Juga cinematografi nya sungguh sangat dramatis, perbedaan peristiwa gempa 1976,suasana, busana sangat sesuai dengan zaman waktu itu lalu merambat ke era tahun 1980,1990,2000 hingga 2008. Sangat terasa perbedaan setting dan susana kota Tangshan jaman dahulu dan saat ini. seperti saat Fang Da menunjukan sebuah Mall, dan berkata "kakak Mall itu dulu rumah kita dahulu"...betul - betul kita yang menyaksikan sebuah sejarah kehidupan nyata yang terjadi di depan mata. Takjub.   

Pemutaran perdananya di Beijing Juli tahun 2010 lalu dipadati oleh korban selamat peristiwa gempa Tangshan. Banyak di antara mereka yang tidak sanggup untuk menyaksikan hingga usai, terutama pada adegan ketika  banyak anak-anak yang kehilangan orang tua dan dikelilingi oleh mayat. Saya pribadi pun sungguh tak sanggup menahan air mata sewaktu menonton nya tadi di Channel Celestial Movie hingga saya tuangkan kekaguman saya terhadap film ini di blog tercinta.Dalam pemutaran perdana, sutradara dan para pendukung film pun menaburkan anggur sebagai tanda penghormatan kepada para korban yang terkubur. Bayangkan 240.000 orang meninggal dalam peristiwa gempa 'Tangshan" tersebut. Sampai sampai nama korban yang di cantumkan dan di tulis pada tembok prasasti untuk mengenang peristiwa tersebut sepanjang 100 meter!. Saking banyak nya tuh....

Film besutan sutradara  Feng Xiaogang, kelahiran Beijing 1958 ini, menawarkan genre film Cina yang unsur dramatik yang kental. Feng sebenarnya dikenal dengan genre "he sui pian" (atau film-film Imlek) karena selalu dibuat menjelang perayaan tahun baru Cina ini. Feng juga pernah dikenal dengan film komedi saat membuat film "Dream Factory" pada 1997. Namun semenjak membuat film-film bertema drama, namanya terus melambung sebagai sutradara multi genre. Terutama setelah membuat film “The Assembly “(2007) dan “Aftershock” (2010)







Film : Aftershock
Pemain : Guoqiang Zhang, Daoming Chen, Jingchu Zhang, Fan Xu, Jin Chen
Sutradara :Feng Xiaogang

No comments:

Post a Comment